Abstrak
Nilon termoplastik merupakan bahan alternatif dalam pembuatan basis gigi tiruan yang menawarkan keunggulan estetika dan fleksibilitas. Namun, penggunaan bahan daur ulang sebagai upaya efisiensi biaya dan pengurangan limbah dapat berdampak pada stabilitas warna. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan nilon murni ke dalam nilon daur ulang terhadap perubahan warna basis gigi tiruan. Hasil menunjukkan bahwa peningkatan proporsi nilon murni mampu meningkatkan stabilitas warna secara signifikan, menjadikan formulasi campuran ini layak untuk dikembangkan lebih lanjut dalam praktik prostodontik berkelanjutan.
Pendahuluan
Perkembangan bahan polimer dalam prostodontik telah menghadirkan nilon termoplastik sebagai alternatif bahan basis gigi tiruan yang unggul dari segi fleksibilitas, kenyamanan, dan estetika. Namun, tantangan dalam penggunaan jangka panjang adalah perubahan warna akibat paparan cairan oral, makanan, dan disinfektan.
Dalam konteks keberlanjutan, daur ulang bahan nilon bekas menjadi solusi ramah lingkungan yang potensial. Sayangnya, proses daur ulang dapat menurunkan kualitas fisikokimia material, termasuk stabilitas warna. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan formulatif untuk meningkatkan kembali sifat estetik dari nilon daur ulang.
Penelitian ini mengevaluasi apakah penambahan proporsi tertentu dari nilon murni ke dalam nilon daur ulang dapat memperbaiki stabilitas warna basis gigi tiruan termoplastik setelah simulasi pemakaian klinis.
Metodologi
Desain penelitian eksperimental laboratorik dengan pendekatan post-test only control group. Sampel dibagi ke dalam lima kelompok (n=6), berdasarkan proporsi pencampuran nilon murni terhadap nilon daur ulang:
- K0: 100% nilon daur ulang
- K1: 75% daur ulang : 25% murni
- K2: 50% daur ulang : 50% murni
- K3: 25% daur ulang : 75% murni
- K4: 100% nilon murni
Sampel dibuat dalam bentuk lempeng ukuran standar, kemudian direndam dalam larutan kopi, teh, dan klorheksidin selama 7 hari untuk mensimulasikan pemakaian. Pengukuran perubahan warna dilakukan menggunakan spektrofotometer dengan sistem CIE Lab*, dan nilai ΔE dihitung.
Hasil
Rerata nilai ΔE tertinggi ditemukan pada kelompok K0 (100% daur ulang), dengan nilai di atas ambang batas klinis yang dapat diterima (ΔE > 3,3). Sebaliknya, kelompok K4 menunjukkan nilai ΔE terendah. Terdapat penurunan signifikan nilai ΔE seiring peningkatan proporsi nilon murni (p<0,05).
Kelompok K2 (50:50) menunjukkan nilai ΔE mendekati nilai klinis yang dapat ditoleransi, menandakan potensi kompromi antara aspek estetika dan efisiensi material.
Pembahasan
Penambahan nilon murni terbukti meningkatkan integritas struktur polimer dan memperbaiki ikatan antar rantai yang sebelumnya rusak akibat proses daur ulang. Hal ini mengurangi penyerapan cairan berwarna dan memperlambat degradasi permukaan, dua faktor utama penyebab perubahan warna.
Meski penggunaan bahan daur ulang didorong oleh alasan ekologis dan ekonomi, tetap diperlukan formulasi yang menjaga kualitas estetik. Komposisi campuran 50:50 hingga 75:25 (murni:daur ulang) dapat menjadi titik optimal antara efisiensi biaya dan kualitas klinis.
Kesimpulan
Penambahan nilon murni ke dalam nilon daur ulang meningkatkan stabilitas warna basis gigi tiruan termoplastik secara signifikan. Formulasi 50% atau lebih kandungan nilon murni direkomendasikan untuk menjaga kestabilan warna dalam batas klinis yang dapat diterima, sekaligus tetap mempertimbangkan aspek keberlanjutan.
Kata Kunci
Nilon termoplastik, daur ulang, stabilitas warna, basis gigi tiruan, bahan ramah lingkungan.